NYANTRI KALONG

DARI kecil setiap menjelang tidur nenek selalu ada di samping saya, nenek selalu bercerita kisah para nabi, membenarkan bacaan sholat, mencontohkan tetangga-tetangga yang berakhlak mulia, begitupun di rumah sejak kecil saya mulai terbiasa berpuasa senin-kamis dan sholat malam. Semenjak TK saya selalu ikut mengaji setiap sore secara pindah pindah rumah, Mbak Iah dan Mas Min yang mengajar anak-anak mulai dari turutan sampai Al Quran. Menjelang kelas empat SD setiap sore rajin masuk Taman Pendidikan Al Quran / TPA, sampai ke tingkat Ta'limul Quran Lil Aulad / TQA. Jadi saya sudah pernah merasakan bagaimana rasanya diwisuda meskipun hanya wisudah TPA.

Semenjak SLTP saya tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan kampung, seperti kumpulan muda-mudi dan sebagainya saya kurang begitu suka. Ibu selalu menyimak bacaan Al Quran saya setiap selesai sholat Mahrib, dan adik-adik yang masih SD mengaji di rumah saya, Ibu, saya dan teman-teman yang lebih tualah yang mengajarkannya. Pindahlah sekolah ke Luar kota di Salatiga. Setiap sore saya mulai mengaji di Ponpres Ambarawa dengan pengasuh ponpres Bapak Hasyim walaupun setelah mengaji saya selalu pulang dengan jalan kaki sekitar satu kilometer kembali ke rumah saya.


Setiap Minggu pagi mengaji di Masjid Kauman Ambarawa yang selalu diisi dengan uztad-uztad yang sudah di kenal di Ambarawa. Kegiatan SMA pun saya selalu menjadi panitia kegiatan keagamaan mulai dari panitia Pesantren Kilat, panitia kurban, dll. Namun status saya hanya sebagai Pembimbing di SKI, Sie Kerohanian Islam di SMA. 

Pindahlah saya ke Yogyakarta memasuki kuliah. Masjid tempat saya selalu menunaikan sholat adalah masjid Muhammadiah, disinilah saya sering mengikuti kajian-kajian kemuhammadiahan meskipun sedikit ada perbedaan dengan Nahdatul Ulama / NU tapi toh islam juga. Selama saya di Yogyakarta saya belajar di Pondok Pesantren AMM "Muhammadiah" di Kota Gedhe. Mulai dari belajar mengartikan Al Quran, sampai pembagian harta waris.


Bapak Azhuri Furqon adalah ketua takmir masjid Danunegaran yang selalu menjadi imam di masjid itu telah banyak memberikan ilmunya, Bapak Fauzil 'Adhim yang selalu membuat buku tentang remaja dan problematikanya pernah menjadi guru saya yang waktu itu terkenal bukunya Indahnya Pernikahan Dini dan Kupinang Engkau Dengan Hamdalah, Uztad Jazir Pemimpin Forum Silaturohmi Remaja Masjid Yogyakata FSRMY pernah juga saya menimba ilmu dengan beliau, bahkan uztad-uztad muda seperti Iib Wijayanto, Munif Tauhid yang sering berdakwah di SMA-SMA Yogyakarta adalah teman-teman saya, saya sangat berterimakasih telah banyak bertukar fikiran.


Semester tiga setelah menyelesaikan program pengenalan dunia kerja saya mengikuti Jamaah Hizbuttahir Indonesia. Waktu itu saya juga pernah ikut demo yang berkumpul di Masjid Agung Yogyakarta tentang kenaikan BBM pada waktu kepemimpinan Ibu Mega Wati. Disinilah saya belajar tentang hukum-hukum kenegaraan, politik, ekonomi dalam islam dalam rangka membangun khilafah islamiah di bumi. Keadaan kampus Proactive kian memanas banyak yang mulai pindah dan tak jarang terjadi demo dan mogok kuliah, saya pindah dan mengikuti Jamaah Tabligh bersama Bapak Endang Hidayat yang berpusat di sebuah masjid di Jl. Kaliurang. Saya ikut khuruj dan jaulah tidur di Masjid di desa-desa di Yogyakarta. Dari situlah saya belajar berdakwah mengajar di kampung-kampung, kalau pagi berkesempatan belajar di kampus.


Pelajaran yang paling membekas di hati saya adalah setiap mengerjakan sesuatu selalu membaca bismillah dan diakhiri dengan alkhamdulillah walaupun hanya memakai baju, mengenakan sandal. Yang sungguh berkesan, rupanya perempuan yang ikut mengaji semuanya memakai cadar hitam dan saya tidak pernah mengenali mereka semua selama disana. Saya sudah terlihat jarang mengikuti kajian-kajian itu lagi dikarenakan cuti untuk pindah ke kampus lain yaitu Akakom.


Di masa itu saya mengikuti kajian dari Jamaah Salafi pimpinan Uztad Ja'far yang sering mengirimkan pasukan ke Ambon dan Poso. Karena takut dan hukum yang diajarkan seperti di pondok-pondok pesantren salafi tentang ketegasan khalal dan harom, saya tidak mengikutinya lagi. 


Selama saya semester tiga, saya selalu mengumpulkan tulisan-tulisan Aa' Gym mulai dari surat kabar, majalah, Buletin dari Darut Tauhid Bandung, Internet, buku sampai VCD sehingga program MQ (Managemen Qolbu) saya mengerti. Setiap sehabis sholat subuh di Masjid Danunegaran tepatnya selalu di etmpat tidur takmir saya selalu mencatat apa yang Aa' ceramahkan. Pernah saya mengetik menggunakan komputer semua ceramah Aa' sampai sekitar 350 an halaman dengan font arial 10. kemudian saya print semoga buku yang saya buat bermanfaat di kemudian hari, ungkapan terimakasih saya kepada Aa' Gym yang bisa menjadi jalan bagi saya mengenal Alloh, yaitu sesuatu yang paling berharga dalam hidup saya yang selama ini saya cari-cari di Yogyakarta.


Teman-teman saya ke Yogyakarta untuk belajar dan menuntut ilmu, saya ke Yogyakarta untuk mengenal Alloh, itulah bedanya saya dan teman-teman seumuran saya waktu itu. 

Sudah tiga tahun saya sering mengikuti kajian setiap tanggal 17 di desa Kasihan Bantul Yogyakarta. Saya sering pergi kesana bersama Safir (sepeda ontel saya) dan teman-teman remaja Masjid Danunegaran. Jamaah Maiyah ini tergolong aneh bagi saya karena hampir semua golongan mengaji bersama, berdialog satu sama lain dengan banyak narasumber, orang-orang besar di Indonesia dan jamaahnya dari golongan pelajar, warga kampung, pejabat, konglomerat, bahkan pelacur-pelacur Yogyakarta, Pencopet, Preman-preman Malioboro ikut menjadi satu. Lintas Agama sering pendeta bahkan Atheis pun naik ke panggung dan berbicara.

Semua dihormati ... Anehnya Alloh dan Rosululloh selalu disebut di setiap tema pembicaraan. Aneh ... sehingga kalau mengaji tidak jelas mana yang copet, pelacur, kiai ataupun uztad, remaja masjid, dll. Apapun pekerjaannya, apapun partainya, apapun jamaahnya, apapun kedudukannya, apapun agamanya saling menjaga kebersamaan yang penting kalau yang islam banggalah menjadi islam, dan Kristen banggalah menjadi kristen, dll, namun kita tetap bersama. Yang aneh lagi musik Kyai Kanjeng tidak ditujukan untuk dipertontonkan namun selama dalam konsep membersamai Alloh dan ditujukan untuk cinta kepada Rosululloh Muhammad mereka memekik dan melantunkannya. 


Setiap melagukan sholawat selalu diiringi musik Kyai Kanjeng, suaranya begitu menggema dan semua orang yang hadir mengucapkannya. Terasa sekali kecintaan bersholawat, cinta kepada rosululloh yang tidak memandang kasta. Disinilah saya mengenal dan merasakan indahnya cinta kepada Rosululloh. Sampai sekarang saya selalu mengikutinya.


Di Jamaah Maiyah ini saya bertemu dengan orang-orang ternama di Indonesia. Pak Damar Djati Supajar seorang Prof yang mengajar Filsafat di UGM dan pernah menjadi Penasehat Sri Sultan Hamengkubuono ke sembilan. Saya pernah berguru ke Uztad Wijayanto, seorang ulama fikih ternama di Indonesia, dosen UGM dan wajahnya sering muncul setiap hari rabu dan minggu di sentuhan qolbu Trans TV, saya sering berguru dengan beliau. Kyai Budi pembimbing Ponpes Semarang sering datang juga mendampingi Cak Nun saya juga sering mendapat pelajaran dari Beliau. Mas Islamiyanto adalah salah satu pelantun sholawat di Kyai Kanjeng yang membimbing puluhan organisasi sholawat se Indonesia sering saya berdialog bersama beliau dan sering bersilaturokhim dengan beliau. MH Ainun Najib, tokoh inilah yang memperkenalkan dan membawa orang-orang yang terkenal untuk berdialog di 17-an tadi. Beliau dikenal sebagai sastrawan, cendikiawan muslim, budayawan, politikus. Semoga Alloh SWT meridhoi beliau... Amin.

Jangan lupa baca yang ini juga



0 comments:

Post a Comment

Ucapan Syukur

Ya Alloh terimakasih tak terucapkan tak terkirakan tak terwakilkan oleh segala bahasa, jika Engkau biarkan aku memilih akan lahir sebagai siapa dan menjadi apa, Jika Engkau memerdekakan aku untuk sepenuhnya mengurusi hidup matiku sendiri, tanpa Engkau bersedia menawanku di dalam kuasa rizkimu di dalam penjumlahan dan perhitunganmu, di dalam janji jalan keluar bagi masalah-masalahku, di dalam anugrah dan hidayahmu, ya Alloh bagaimana aku punya pengetahuan secuil saja untuk mampu memulai hari.