KETIKA SAYA DIANGGAP ANEH

MULAI dari kelas tiga SMA-lah saya mulai dianggap tidak seperti teman-teman yang lain, saya mulai sering menyendiri di waktu istirahat pertama teman-teman bersenda gurau saya asik sholat dhuha, istirahat ke dua, teman-teman bermain-main saya sering ke perpus sendiri membaca semua buku-buku yang saya suka. Saya tidak takut tidak punya teman karena saya berfikir hanya kebersamaan bersama Allohlah yang menyenangkan.


Ketika lulus dari SMA sikap saya malah tidak begitu familiar terhadap banyak teman, teman-teman sering menilai diri saya sombong, kuper, tidak ramah. Namun saya berfikir selama saya tidak menjadi beban bagi siapapun dan tidak pernah merugikan mereka mengapa harus repot. Ketika sampai pada pengetahuan teologi (pengetahuan tentang tuhan) saya sering bertanya kepada teman-teman hal-hal yang menurut mereka tidak perlu difikirkan, pertanyaan-pertanyaan itu muncul terus menerus sehingga saya terus mencari jawaban-jawabannya. Alkhamdulillah saya selalu menemukan jawabannya. Saya berguru kepada ulama-ulama, pendeta, suster, teman-teman atheis yang ada di Yogyakarta.

Ketika saya pulang ke rumah pembicaraan saya selalu dianggap berceramah, setiap pembicaraan Asma Alloh selalu saya sebut dan saya ikut-ikutkan. Apa yang terjadi di kemudian hari, keluarga tidak senang, teman-teman merasa digurui, adik merasa diceramahi, saudara-saudara saya melihat ekstrim dan sinis, saya kelihatan tambah emosi ... Padahal apa yang salah dari semua peristiwa ini, saya merasa bukankah Alloh SWT selalu melihat kita, bersama kita di segala suasana, di semua tempat, di setiap kegiatan Alloh juga selalu campur tangan, mengapa menjadi "HARAM" disebut-sebut dan dianggap tabu, saya yang jadi tidak mengerti !

Teman-teman kost "Matusing" sering mendengar pembicaraan saya yang selalu naik turun tidak jelas, dasar tidak berilmu waktu itu di semua tempat ingin saya utarakan semua perasaan dan hasil pemikiran-pemikiran saya, di masjid saya berbicara ini dan itu dan uztad uztadhah pada bubar. Dan saya tidak mengerti mau dibawa kemana pemikiran-pemikiran yang telah saya temukan itu diungkapkan. Sampailah pada saya dianggap orang stress, orang sombong, angkuh, dan kuper di kampus. Di rumah bapak dan ibu menemui Bapak Kyai Hashyim Pendiri Pondok Pesantren di Ambarawa, Beliau menanyakan ikhwal apa yang saya bicarakan dan menanyakan tentang keadaan saya. Bapak Kyai Hasyim itu berkata " Ilmu Makrifat itu tidak semua orang memilikinya ".


Jangan lupa baca yang ini juga



0 comments:

Post a Comment

Ucapan Syukur

Ya Alloh terimakasih tak terucapkan tak terkirakan tak terwakilkan oleh segala bahasa, jika Engkau biarkan aku memilih akan lahir sebagai siapa dan menjadi apa, Jika Engkau memerdekakan aku untuk sepenuhnya mengurusi hidup matiku sendiri, tanpa Engkau bersedia menawanku di dalam kuasa rizkimu di dalam penjumlahan dan perhitunganmu, di dalam janji jalan keluar bagi masalah-masalahku, di dalam anugrah dan hidayahmu, ya Alloh bagaimana aku punya pengetahuan secuil saja untuk mampu memulai hari.