Ujian Kelapangan dan Kesuksesan

Ujian hidup ni adalalah sesuatu yang mesti dijalani, kepastian tidak ada satupun yang tidak melewati ujian hidup. ujian hidup sama sekali tidak berbahaya, habkan ujian hidup bagian nikmat dari Alloh SWT Murid yang akan naik kelas diuji, yang tidak diuji yang tidak sekolah, orang yang beriman pasti diuji, dan ujian itu tidak ada yagn berbahaya, yang berbahaya itu salah mensikapinya.

Alloh SWT memperjumpakan saya Ir. Bambang Tjahjono, SE, MMBAT kemarin pada tanggal 21 - 5 - 2013. Beliau Alumni SMAN 1 Salatiga. Saat ini Beliau Menjabat Direktur Utama PT Pupuk Kujang dibawah bapak Mentri BUMN Dahlan Iskhan. Saat ini beliau yang mengurusi jalur Pupuk Seluruh Tanah Air. Beliau masih memiliki mimpi ingin menjadi jalan memberi makan orang diseluruh Indonesia.
* Hanya saya yang dirangkul saat berfoto, dan hanya saya yang berfoto berdua dengan beliau.

Dihina ! itu tidak berbahaya, yang berbahaya adalah salah mensikapi penghinaan. Sakit tidak berbahaya yang berbahaya adalah salah mensikapi sakit. Ditipu orang bangkrut tidak berbahaya, yang bahaya adalah salah mensikapinya. Tapi selama ini kita menganggap ujian yang berbahaya itu yang susah-susah. Seperti disakiti orang, ditipu orang, susah jodoh, sakit, kita sering menganggap ujian yang berbahaya itu ujian yang tidak enak.
Padahal ujian yang semacam itu banyak yang mengemasnya menjadi mudah mendekat kepada Alloh dibanding ujian kelapangan. Kita jarang menganggap naik pangkat itu ujian. Kita jarang menganggap bisa terbeli mobil itu ujian. Kita jarang menganggap anak lulus itu ujian. Kita jarang menganggap rupawan itu ujian. Kita menganggap kalau pesek itu ujian, padahal mancung itu juga ujian. Kita sering menanggap dihina itu ujian. Padahal jauh lebih berat dipuji itu ujian.
Kali ini kita tidak membahas yang susah-susah, karena sudah jelas wajah kita wajah susah. Kita akan membahas ujian yang lebih berat dari pada susah. Yaitu ujian kesenangan. Surah Al Anmbiya ayat 35 : "Kami akan menguji kamu, dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan, dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami ". Surah Al Ankabut ayat 2 dan 3 : kami akan menguji kamu bagi orang yang beriman. Jadi ujian dihina juga ujian juga dipuji. Coba ... mana yang lebih berbahaya ? Yang paling berbahaya itu adalah yang membuat kita LUPA kepada Alloh SWT.
Yang membuat kita semakin lalai, itulah yang bahaya. Dihina dan Dipuji mana kira-kira yang membuat lupa ? Dipuji. "Wah wah, akang ini orangnya sholeh" langsung hati ini " Yaah... memang sudah garis hidup saya... ", Langsung dia merasa dirinya sholeh. Dia lupa kepada Aib, Dosa, Kemaksiatan, Kebusukan hati, Ketidak khusukan sholat, Kekikiran, termakan oleh kata-kata sholeh. Makanya rosululloh menganjurkan bila ada yang memuji, taburi pasir itu wajahnya. Naluri kita senang dipuji, sudah Alloh yang menanam, namun harusnya kita ini Senang Dipuji Oleh Yang Maha Tahu siapa diri kita, ALLOH !


Sebenarnya berjumpa dengan orang besar di negeri ini tidak jauh-jauh amat, rupanya ada yang sangat dekat dengan kita semua dan tiap hari bisa ketemu. Beliau adalah Bapak KUSMIN. Beliau Guru Berprestasi Prestasi Senior Kami Drs Kusmin M.Pd yang mendapat: The 2nd Winner of National Best Civics Teachers 2010. Beliau mengajari saya ilmu " DEWI SUJINAH ", itu ilmu yang diajarkan ibunya kepada beliau. Dan sekarang gantian diturunkan ke saya. Apa itu DEWI SUJINAH ? Silahkan tanya ke beliau bila berjumpa.

Bukan senang dipuji oleh yang tidak tahu apa-apa. kan bohong kita. Orang yang memuji kita kan tidak tahu siapa diri kita. Kalau tahu pasti batal mujinya, benar ? Kita dipuji orang karena Alloh menutupi aib, nutupi dosa, nutupi kekurangan kita, kalau Alloh buka saja, termasuk ini nie, yang sedang menulis ini..... Alloh menutupi saja, kalau dibuka, mungkin tulisan ini tidak anda baca.

Tapi pujian itu Melenakan, dan kalau kita sudah termakan oleh pujian, kita tidak jujur, merasa sholeh, merasa baik, merasa mulia, actingnya kelakuannya seperti sudah merasa baik. Kalau sudah dipuji, kita akan bekerja keras agar pujian itu ada terus, karena enak. Jadilah hidupnya pemburu pujian orang. Kalau sudah sibuk, hidup mencari penilaian makhluk, khaqqul yakin dekat dengan MUNAFIK ! (Jadi ingat seseorang yang dulu pernah sangat saya cintai dan mengatakan kata ini ke saya "MUNAFIK LUE !", semoga Alloh menerima taubat saya dan memuliakan orang tersebut karena telah mengingatkan dan memperbaiki hidup saya).
Dia akan terus cari jalan, dengan penampilan, dengan omongan, dengan hartanya, dengan gelarnya, dengan kedudukannya, agar terus orang memuji dia. Lalu dimana "Alkhamdulillah" yang pernah dia katakan. "Segala Puji Hanya Milik Alloh" sedangkan dia tamak dengan pujian. Bahayakah dipuji ? Bahaya.... kalau salah mensikapinya. Pujiannya tidak bahaya, tapi termakan oleh pujian, ini yang bahaya. 
Ciri orang yang gila pujian adalah akan sakit hati bila tidak dipuji. "Apakah manusia mengira, apakah mereka akan dibiarkan setelah mereka mengatakan KAMI TELAH BERIMAN dan mereka tidak diuji, dan sungguh, kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Alloh pasti mengetahui orang-orang yang benar, dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta. ". Jadi ujian ini hanya untuk NGETES nie dari Alloh. Siapa yang benar, dan siapa yang dusta.

Kali ini kita sepakati, bahwa kita bahas ujiannya adalah denga KHOIR / Kebaikan. Kalau kita lihat iklan, langsung hadiahnya mobil mewah, rumah megah, perhiasan, mobil juga yang paling bagus. Apakah yakin kalau punya mobil seperti itu Pasti akan bahagia ? Apakah yakin punya rumah megah itu langsung bahagia ? Lihat Artis cakep-cakep... Apakah yakin dengan rupa yang indah, punya pasangan menawan, akan langsung bahagia ? Semua itu ujian.

Innama Amwalukum wa Auladukum Fitnah, Wallohu 'indahu ajrun 'adhim (surah At Taghobun ayat 15) Sesungguhnya harta-harta dan anak-anakmu adalah FITNAH / COBAAN Bagimu, sesungguhnya disisi Alloh pahala yang besar. Ketenangan, Kemantapan, Kenyamanan hidup bukan dari dunia berikut isinya. Huwalladhi kholaqo lakum jami'a. Alloh menciptakan dunia berikut isinya itu untuk menjadi pelayan kita. Dunia berikut isinya ini tidak mengerti bagaimana cara membahagiakan dan menentramkan hidup kita. Mereka cuman benda, hanya Alloh yang tahu dan mengerti bagaimana cara membahagiakan kita. 
Mobil tidak tahu, dia cuman kaleng, besi, plastik, karet, dan dia tidak tahu apa-apa untuk membahagiakan kita, benar ? Termasuk pasangan hidup juga tidak mengerti, hanya Alloh yang bisa mengerti bagaimana kita bisa bahagia. Makanya, hanya dengan kedekatan dengan Alloh kita bahagia. Sayang sekarang, Gembar Gembornya adalah kekayaan. Padalah kalau kita melihat sabda Rosululloh dalam riwayat imam Tirmidzi "Inna li kulli ummatin fitnatan" sesungguhnya setiap umat ada Fitnah / Cobaan. "Wa Inna Fitnata Ummati Almaal" dan sesungguhnya fitnah bagi umatku adalah harta.

Rosululloh juga pernah bersabda "Bukan kefakiran yang aku takutkan atas kalian, tapi yang sangat aku takutkan adalah dilapangkannya kehidupan dunia, sebagaimana yang terjadi pada orang sebelum kalian, kalian berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka dahulu, juga berlomba-lomba untuk itu, hingga dia menghancurkan kalian, sebagaimana dia menghancurkan orang-orang sebelum kalian ".
Saya tidak apriori terhadap harta, harta itu NETRAL. dia tidak punya salah apa-apa. Gelar itu netral, dia tidak punya salah apa-apa. Jabatan itu netral dia tidak punya kesalahan apa-apa. Yang Bahaya adalah kita salah mensikapinya.  Sekarang banyak pelatihan " KITA HARUS KAYA ! " Kekayaan diukur dengan membeli mobil bagus, dengan rumah megah dan mewah, dengan aksesories yang begitu dinilai dengan uang. Itu justru cobaannya.

Seperti ini nie kita nie, membangga-banggakan sesuatu yang tidak jelas sama sekali. Kita harus hidup normal, orang yang mengharap pujian dari orang itu hidupnya tidak normal. Bukan tidak boleh punya mobil mewah.
Menjadi kaya itu ujian yang lebih berat ... Hisapnya berat, Sombongnya juga beda, ini bukan berarti setiap orang kaya seperti itu, Belum lagi penyakit ujub, merasa diri beda dari yang lain. Seakan dia yang paling sukses, nanti cara bicara jadi beda, kalau kita sudah termakan oleh kekayaan.
Mungkin ada kebaikan lain yang dapat kita lakukan dengan memiliki kekayaan. Tapi apakah penyakit-penyakit itulah yang membuat kita bisa menjadi amal atau tidak ?

Jangan-jangan sumbangan kita itu bukan untuk nyumbang, namun untuk memperlihatkan kita ini kaya, saya ini dermawan, kamu ini saya tolong. Memberi itu tidak mudah memiliki keikhlasan, Uang keluar namun hati ini tidak mudah diolah menjadi ikhlas.
Ingin ketahuan dermawan, ingin orang yang kita tolong itu balas budi, ingin nyuap supaya orang tidak menyusahkan, masyaalloh banyak ujiannya.

Tidak mudah punya harta, dan punya kedudukan, cara jalan juga beda, jadi lebih di agung-agungkan. Ini bukan untuk menilai orang lain sahabat-sahabatku, ini untuk kita-kita ini, kalau siapa  tahu kita merasakannya.
Siap-siap bila suatu saat kita yang diuji, karena kita semua kan masih muda. Jangan sampai nanti bila diuji lulus sudah beda lagi. Diuji dengan punya pangkat beda lagi, gelar beda lagi, harta melimpah, belum popularitas, makin ngangkat-ngangkat makin dia tidak napak nie, makin tidak kenal siapa dirinya yang sebenarnya. Makin tidak ngaku kita ini hamba Alloh yang tidak punya apa-apa, Makin tidak ngaku kita ini berlumur dosa, bodoh, hina, kotor, makin tidak ngaku kita ini tidak berdaya tanpa pertolongan Alloh.
Melambung - melambung, trus apa artinya semua itu. Apa kita fikir dengan semua itu akan bahagia ? Demi Alloh Tidak akan Pernah Alloh berikan ketenangan, kebahagiaan bagi orang yang melupakan Alloh.
Ala bidzkikrillahi tatmainnul qulub, makanya hati hati.....  Jangan pernah kasihan dengan orang yang diuji. Bila Alloh sudah sayang kepada hambanya, dibikin hamba itu tidak banyak keinginan, kecuali ingin apa yang Alloh sukai, itu enak, banyak orang menderita itu karena termakan oleh keinginannya.

Jadi nikmat yang ada tidak ternikmati, Kisah kambing sembilan puluh sembilan, dia sibuk memikirkan kambing tetangga, jadi kurus karena ingin seratus. Selamat menderita orang yang disiksa oleh keinginannya.
Bagi saudara-saudara yang ingin kaya, sudah batalkan keinginannya, taubat-taubat..... Yang pertama belum tentu saudara punya takdir kaya, jadi harus bagaimana donk ? ini saya ingin mengikuti seminar "Kaya dengan SuperCepat !". Ndak lah..... kita tidak usah pengen jadi orang kaya.
Orang yang hidupnya berkah saja sudah cukup ! Sedikit mencukupi itu lebih baik daripada banyak melalaikan. Kalau BERKAH itu apa ? Dunia Manfaat Akherat Manfaat ? Kalau berkah itu cukup.
Ilmu cukup ini penting daripada ilmu kaya, kaya itu tidak jelas ujungnya. Orang kaya itu belum tentu berkah, namun orang Berkah, kaya dia. Orang kaya itu orang yang cukup, sudah bisa makan cukup itu sudah kaya tuh.

BERKAH !!! Buat nyekolahin anak cukup, buat banyar kontrakan cukup, bosen ngontrak pengen beli cukup, lihat orang tua pensiun langsung dapat membuatkan bisnis untuknya dan menjadikannya pengusaha, cukup !, bangunan pesantren belum jadi, sedekah, cukup !  Mau ke mekah, cukup !

Banyak yang ingin ikut ke mekah dan bayarin, cukup ! Tidak penting istilah kaya, benar ? Tidak Penting sama sekali ! Nafsu disana tuh !
Silahkan dipilih mau disebut "Kamu orang kaya" atau "Kamu orang cukup" ? Nafsu, nafsu, kita ingin dihormati disebut sebagai orang kaya.

Padahal rosululloh sudah mewanti-wanti nie, kelapangan itu lebih bahaya. Waktu untuk tafakur tidak ada, waktu untuk jujur tidak ada, dan kemakan saja.
Wa iyyam saskalloh bidhurrin, itu cuman disentuh... bukan ditimpakan kemudharotan, tapi cuman disentuh. Uang, Perusahaan banyak jadi biang ujub, babak belur satu persatu, mau hidup segan. Begitulah cara Alloh menyelamatkan.
BUKAN BERARTI KITA HARUS MISKIN ! ini juga salah....
Kalau begitu kita pengen jadi fakir miskin. Itu juga belum tentu selamat saudara .... Sudah fakir miskin, kerjanya minta-minta, ngutil, nyolong, Kita ini Terserah Alloh, mau ditakdirkan kaya, ditakdirkan sedengan, ditakdirkan bersahaja, yang penting kita siap dengan ujian apapun dan harus lulus!
Kalau ditakdirkan kaya, seperti Abdurahman bin Auf, ya kita siapkan diri untuk menghadapi kekayaan ini. Makin kaya makin banyak dermanya. Makin tinggi ilmu makin tawadhuk merunduk, makin diberi kedudukan makin berusaha kuat tawadhuk, adil, amanah. Makin dimudahkan dia, makin mudah pula menolong siapapun, jangan sampai lupa bahwa ini adalah ujian.
Datang harta, ini ujian ini, baru jadi rezeki bila kita lolos dari ujian ini. Kalau untuk keinginan kita, ingin atau perlu ? 
Perlukah sepatu seharga 5 juta ? yakin tidak khusuk sholatnya.... duduk di sebelah rak sepatu terus. Belum maqomnya... sudah yang normal-normal saja.
Mewah itu melebihi keperluan. Sandal jepit murah, tapi di tempat kita ada banyak sandal jepit tidak terpakai, itu berarti mewah.
Beli ini beli itu, kalau uang ada, nanti jadi isrof jadi berlebihan, jadi mubadzir itu kawan shetan, ada yang ditaksir uang langsung jalan, padahal orang tua belum dimuliakan.
Setiap rupiah pasti dipertanggung jawabkan di hadapan Alloh. 
Apakah saudara ingin kaya, mau ? Apa yang terbayang oleh saudara bila anda jadi kaya ?
Yang saya bayangkan setiap malam saya menangis karena takut akan hisab disisi Alloh.
Saya makan secukupnya, berpakaian sewajarnya, kalau saya kaya saya lebih banyak bertaubat, dan minta pertolongan Alloh agar saya kuat menanggung ujian kekayaan ini.  
Kalau tidak dia akan mengalami surah At Taubah ayat 75 - 77. 
"Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Alloh, Sesungguhnya bila Alloh memberikan sebagian karunianya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah, dan pastilah kami termasuk orang orang yang sholeh, maka setelah Alloh memberikan kepada mereka sebagian karunianya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka benar-benar orang orang yang membelakangi kebenaran. Maka Alloh timbulkan kemunafikan di hati mereka, sampai pada waktu mereka menemui Alloh, karena mereka telah mengingkari janji yang telah mereka ikrarkan kepadaNya, dan juga karena mereka selalu berdusta".

Shetan itu tidak tinggal diam, Ketika kita punya bisa jadi bilang, saya yang berjuang nie, enak aja dia yang dapat.
Makanya jangan tergiur jadi orang kaya, tergiurlah menjadi orang yang TAQWA dalam posisi apapun yang Alloh tetapkan.

Mungkin kita jadi konglomerat atau konglomerawati, ngak apa-apa, asal Alloh yang ngatur. 
Bila Alloh yang ngatur seperti abdurrahman bin Auf, tidak ada kekayaan di hatinya walaupun semua ditangannya.
Sama, saudara jangan ingin jadi ulama'. Kalau dalam otak kita ulama' itu identik dengan duniawi. 
Kalau ditakdirkan jadi ulama, saya ingin takut dengan alloh dengan ilmu, saya ingin bener-bener hati saya selalu bergetar, tidak ada dunia yang diingat, kecuali kedekatan dengan Alloh.
itu pasti dunia datang nanti.
Mending cita-cita jadi ahli taqwa saja.
Kita pedagang ahli taqwa, sudah cukup. Jujur dan Rezekinya berkah, sudah cukup !
Kalau memang takdirnya jadi kaya, sudah jangan fikirkan, pasti kita akan sampai kesana.
Kalau nanti takdirnya jadi Menteri, atau Jendral, tapi yang bertaqwa.
Cita-citalah jadi ahli taqwa, jangan nganggap sukses orang kaya, tapi menjadi sukses dengan menjadi taqwa dengan kekayaannya.
Kekayaan itu belum tanda kesuksesan, Inna aqromakum 'indallohi atqokum.

GOAL kita adalah jadi orang yang dekat dengan Alloh, baik dengan kesusahan maupun dengan kelapangan. 
Apapun yang alloh takdirkan kepada kita, Ujungnya adalah kita dekat dengan Alloh.

Jangan lupa baca yang ini juga



0 comments:

Post a Comment

Ucapan Syukur

Ya Alloh terimakasih tak terucapkan tak terkirakan tak terwakilkan oleh segala bahasa, jika Engkau biarkan aku memilih akan lahir sebagai siapa dan menjadi apa, Jika Engkau memerdekakan aku untuk sepenuhnya mengurusi hidup matiku sendiri, tanpa Engkau bersedia menawanku di dalam kuasa rizkimu di dalam penjumlahan dan perhitunganmu, di dalam janji jalan keluar bagi masalah-masalahku, di dalam anugrah dan hidayahmu, ya Alloh bagaimana aku punya pengetahuan secuil saja untuk mampu memulai hari.