Pesantren yang didirikan Ayah Kakek

KH. Abdussyakur adalah nama Ayah dari Kakek saya. Sedang kakek saya sendiri bernama KH. Masyoer Syakoer dan sering dipanggil dikalangan pondok pesantren NU dengan nama Mbah Nasiki. Desa Ketapang, Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah adalah asal dari Ayah Kakek saya. Desa ketapang merupakan desa yang dapat dijangkau sebelum boyolali. Di atas tanah tempat beliau tinggal dibangunlah Masjid yang sekarang menjadi masjid terbesar di Ketapang, Susukan. 

Ayah Kakek KH. Abdussyakur terkenal orang yang sangat kaya raya di Susukan tempat tinggalnya. Untuk naik haji saja beliau menjual 60 sapi ke Pasar Hewan Ambarawa yang dibawanya dengan jalan kaki. Subkhanalloh... Sungguh peristiwa yang luar biasa waktu itu. 7 Bulan Naik haji menggunakan kapal dagang VOC dan setelah sampai disana di lanjutkan dengan menaiki Onta. 

Yang menarik dari Ayah kakek saya adalah BELIAU ORANG YANG SANGAT AMANAH DAN KONSISTEN DENGAN UCAPANNYA. Pernah suatu waktu seluruh santri di pondok pesantrennya di janji bila salah membunyikan Bedug di masjid tanda adzan maka dia harus "Nyemplung Blumbang" dalam istilah kita sumber air. Nah waktu itu gantian Ayah Kakek ini yang salah membunyikan, dan kemudian beliau berlari sendiri dan menceburkan dirinya sendiri ke Blumbang.

Di sebelah masjid itulah dibangun oleh Ayah kakek saya (KH. Abdussyakur) tempat untuk belajar mengenal Alloh (Tauhid). Pesantren itu sekarang berkembang menjadi besar. Dan diampu oleh saudara dari kakek saya. Pakdhe Mukhromi atau orang-orang NU sering memanggilnya Almukharom Kyai Haji Mukhromi Ketapang

Masjid Ketapang
Potret ini saya ambil dari tanah yang dulu dijual
kakek saya untuk pindah ke Ambarawa
Kakek saya bernama Mbah NASIKI (KH. Masyoer Syakoer) mendapat tugas dari Ayahnya untuk menyebarkan Agama Islam di Ambarawa. Saat itu menjual tanah dan rumah tinggalnya yang terletak persis di depan Masjid yang sekarang tanah itu masih berupa tanah lapang belum dibangun apapun diatasnya, untuk dibelikan sebidang tanah di Ambarawa. 

Kakek Pindah di Ambarawa karena Nenek saya berasal dari Ambarawa. Pada saat itu Ambarawa dan Salatiga terkenal dengan mayoritas pemeluk agama kristen dan katholik. Saat Kakek berdakwah di Ambarawa sempat mendapat lemparan batu, caci maki, sok alim, sok soleh dan lain sebagainya. Bahkan rumah yang beliau tempati sering di lempari batu dan botol minuman keras. Belum ada suara adzan di kota Ambarawa waktu itu. 

Di sebelah rumah kakek saya itu dibangunlah Mushola kecil tempat mengajar mengaji anak-anak dan warga Ambarawa. Setelah itu Mushola itu digotong oleh masyarakat di tempatkan ke tempat yang lebih luas, dan sekarang dibangun oleh warga menjadi Masjid Silaturohmi, Kupang Lor Ambarawa. Sedang tempat mengaji bekas mushola itu sekarang menjadi Rumah yang saya tempati dan Whitecyber Office beserta toko. Semoga dari tempat itu kembali Ruh Tauhid akan menyebar kembali yang sudah akan kita mulai dari Ambarawa dan kota sekitar.

Makam Ayah Kakek terletak persis didepan masjid tempat Imam
Makam di depan masjid, difoto dari samping

Pesantren yang dibangun Ayah kakek kami tersebut masih berdiri kokoh dan banyak santri dari berbagai Daerah di Jawa Tengah sering belajar disana. 

Bangunan Bertingkat dibelakang Pohon pisang itu adalah Pesantrennya
Salah satu tempat tinggal Santri

Pesantren ini masih berkembang saat ini dan diampu oleh Adek kakek saya. Bernama Al Mukharom Kyai Haji Mukhromi. Atau banyak orang-orang NU memanggilnya Mbah Mukhromi. 

Mbah Mukhromi dan Ayah saya Mastur
Rumah Mbah Mukhromi yang sering menjadi tempat menyambut tamu

Cita-cita terbesar kakek-kakek kami mengenalkan Alloh SWT dan mengikuti Rosululloh SAW di tanah jawa ini masih terus berlanjut. Rasanya saya ini masih malu belum bisa berbuat apa untuk melanjutkan tongkat estafet Tauhid ini. Semoga dengan kehadiran WhiteCyber sebagai media dan tempat saya bersyukur atas karunia Alloh ini akan menjadi pewaris dan pelanjut generasi Da'wah di kemudian hari. Semoga suatu saat kami juga dapat mendirikan Masjid, Pesantren dan jauh lebih bermanfaat bagi banyak umat, dan semoga pahalanya juga mengalir kepada ibu dan bapak kami, mbah mbah kami, kakek dan nenek kami, buyut kami, dan terus sampai keatas tanpa mengurangi pahala kami.


Jangan lupa baca yang ini juga



0 comments:

Post a Comment

Ucapan Syukur

Ya Alloh terimakasih tak terucapkan tak terkirakan tak terwakilkan oleh segala bahasa, jika Engkau biarkan aku memilih akan lahir sebagai siapa dan menjadi apa, Jika Engkau memerdekakan aku untuk sepenuhnya mengurusi hidup matiku sendiri, tanpa Engkau bersedia menawanku di dalam kuasa rizkimu di dalam penjumlahan dan perhitunganmu, di dalam janji jalan keluar bagi masalah-masalahku, di dalam anugrah dan hidayahmu, ya Alloh bagaimana aku punya pengetahuan secuil saja untuk mampu memulai hari.